1. Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri
bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah
ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani,
memiliki sifat bergerombol atau berkumpul. Karakteritik ini sangat positif
dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah
Nglaroh juga bersifat pemberani, suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi
jika bisa memanfaatkan potensi rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang
kuat untuk perjuangan.
2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri
bagian selatan sekarang Baturetno dan Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai
Kutuk Kalung Kendho yang berarti bersifat penurut, mudah diperintah
pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik.
3. Daerah Wiroko (wilayah sepanjang
Kali Wiroko atau bagian tenggara Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah
Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek
Saranggon, mempunyai kemiripan seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol.
4. Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri
bagian timur) masyarakatnya mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan.
Sifat ini bagai tanah liat yang bisa padat dan dapat dibentuk jika
ditepuk-tepuk. Karakter sifat dan karakteristik masyarakat di wilayah ini mudah
diarahkan ke hal yang bermanfaat.
5. Daerah Honggobayan (daerah timur
laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar) mempunyai karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik
masyarakat disini diibaratkan anjing buas yang suka menggonggong akan tetapi
tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari tutur kata dan bahasanya,
masyarakat Honggobayan memang kasar dan keras, tetapi mereka sebenarnya baik
hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab.
Karakteristikmasyarakat di masing-masing wilayah tersebut
berpengaruh terhadap kekuatan sosio kultural (nilai-nilai luhur) di daerah
tersebut. Secara garis besar nilai nilai
kearifan local yang berkembang di wilayah Kabutaten Wonogiri dapat
dikelompokkan menjadi :
1.
Seni
Budaya
Seni budaya yang berkembang di Kabupaten Wonogiri antara
lain : tarian kethek ogling, karawitan, wayang, reog, rumah adat limasan,
2.
Tradisi
atau kebiasaan turun temurun
Tradisi atau kebiasan turun temurun yang sampai saat ini
masih dijumpai di Kabupaten Wonogiri antara lain Upacara susuk wangan, bersih
desa, ruwatan masal, jamasan pusaka, kenduren, ewuh grubyukan, gebyar gajah
mungkur, tradisi sambatan dan entre.
3.
Mitos
atau legenda
Mitos atau legenda yang sampai saat ini masih dipercaya oleh
masyarakat Kabupaten Wonogiri antara lain legenda Klinteng Semar, Kisah Eyang
Danalaya, Kisah Eyang Klenthing Mungil, Kisah Alas Bogo, Mitos Gunung Pegat dan
Legendha Khayangan.
Pemikiran Ki Hajar Gewantara (KHD)
yang dapat dikontekstualkan kaitanya dengan kearifan local di Kabupaten
Wonogiri adalah :
1.
Pendidikan
adalah tempat persemaian kebudayaan. Pekerjaan kita di bidang pendidikan sejatinya
menjemput kebudayaan, menyongsong dan membentuk peradapan.
2. Pendidikan
umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budipekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Dalam pengertian taman siswa tidak boleh
dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar kita dapat memajukan kesempurnaan
hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan
dunianya.
3.
Usaha
pendidikan ditujukan pada halusnya budi, cerdasnya otak dan sehatnya badan.
4. Pendidikan
itu hanya “tuntunan” di dalam hidup tumbuhnya anak anak kita. Ini berarti hidup tumbuhnya anak-anak itu
terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik.
Salah satu kearifan lolal yang
sampai saat ini masih berkembang di Kabupaten Wonogiri adalah Seni
Karawitan. Karawitan dapat menebalkan
laku anak, sehingga sangat baik apabila dilatih dan dimainkan oleh anak-anak
kita. Banyak manfaat yang diperoleh ketika anak-anak kita memainkan karawitan,
diantaranya :
1. Mempertajam indera pendengaran
2. Melatih rasa anak agar memperhalus
sikap dan tutur kata dari bahasa jawa
3. Merangsang otak kiri dan kanan anak
dalam bermain musik
4. Melatih kerjasama anak agar menjadi
karawitan yang memiliki nada yang pas guna membentuk karakter anak yang mudah
kerja sama
5. Menjaga kelestarian budaya indonesia
yang merupakan kekayaan bangsa
6. Melatih ketaatan dan kepatuhan
kepada pemimpin
7. Melatih gerak dan Irama
8. Memperkuat dan memperdalam rasa
cinta kepada bangsa
Satu Pemikiran KHD yang dapat menebalkan
laku murid di kelas atau di sekolah sesuai dengan konteks lokal sosial Budaya di
Kabupaten Wonogiri adalah Ing Ngarsa
Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Menjadi guru
bisa berada ditengah-tengah anak yang sedang karawitan. bisa penjadi tauladan,
bisa mengarahkan dan bisa mendorong untuk bisa bersatunya semua komponen gamelan
dan juga yg nggerong menjadi sebuah irama, nada dan lagu yang indah dan bagus
menjadi karya yang disebut karawitan. Selain itu Seni musik/gamelan(karawitan)
sesungguhnya adalah ketertiban dan keindahan. Oleh karenanya sifat dari
pendidikan Musik/gamelan(karawitan) tidak lain adalah pendidikan ketertiban dan keindahan atau
pendidikan etis/moral dan estetis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar