Sabtu, 05 November 2022

Menemukenali Nilai Luhur Sosial Budaya di Kabupaten Wonogiri dalam Menebalkan Laku Murid (Penugasan ruang kolaborasi modul 1.1 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke-7)

         Perkembangan masyarakat Kabupaten  Wonogiri tidak lepas dari sejarah Raden Mas Said.   Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan, yaitu :

1.    Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani, suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan.

2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Baturetno dan Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti bersifat penurut,  mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik.

3.    Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian tenggara Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol.

4.   Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat yang bisa padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Karakter sifat dan karakteristik masyarakat di wilayah ini mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat.

5.     Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing buas yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari tutur kata dan bahasanya, masyarakat Honggobayan memang kasar dan keras, tetapi mereka sebenarnya baik hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab.

Karakteristikmasyarakat di masing-masing wilayah tersebut berpengaruh terhadap kekuatan sosio kultural (nilai-nilai luhur) di daerah tersebut.  Secara garis besar nilai nilai kearifan local yang berkembang di wilayah Kabutaten Wonogiri dapat dikelompokkan menjadi :

1.      Seni Budaya

Seni budaya yang berkembang di Kabupaten Wonogiri antara lain : tarian kethek ogling, karawitan, wayang, reog, rumah adat limasan,

2.      Tradisi atau kebiasaan turun temurun

Tradisi atau kebiasan turun temurun yang sampai saat ini masih dijumpai di Kabupaten Wonogiri antara lain Upacara susuk wangan, bersih desa, ruwatan masal, jamasan pusaka, kenduren, ewuh grubyukan, gebyar gajah mungkur, tradisi sambatan dan entre.

3.      Mitos atau legenda

Mitos atau legenda yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Wonogiri antara lain legenda Klinteng Semar, Kisah Eyang Danalaya, Kisah Eyang Klenthing Mungil, Kisah Alas Bogo, Mitos Gunung Pegat dan Legendha Khayangan.

Pemikiran Ki Hajar Gewantara (KHD) yang dapat dikontekstualkan kaitanya dengan kearifan local di Kabupaten Wonogiri adalah :

1.      Pendidikan adalah tempat persemaian kebudayaan. Pekerjaan kita di bidang pendidikan sejatinya menjemput kebudayaan, menyongsong dan membentuk peradapan.

2.   Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budipekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak.  Dalam pengertian taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

3.      Usaha pendidikan ditujukan pada halusnya budi, cerdasnya otak dan sehatnya badan.

4.   Pendidikan itu hanya “tuntunan” di dalam hidup tumbuhnya anak anak kita.  Ini berarti hidup tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik.

Salah satu kearifan lolal yang sampai saat ini masih berkembang di Kabupaten Wonogiri adalah Seni Karawitan.  Karawitan dapat menebalkan laku anak, sehingga sangat baik apabila dilatih dan dimainkan oleh anak-anak kita. Banyak manfaat yang diperoleh ketika anak-anak kita memainkan karawitan, diantaranya :

1.      Mempertajam indera pendengaran

2.      Melatih rasa anak agar memperhalus sikap  dan tutur kata dari bahasa jawa

3.      Merangsang otak kiri dan kanan anak dalam bermain musik

4.    Melatih kerjasama anak agar menjadi karawitan yang memiliki nada yang pas guna membentuk karakter anak yang mudah kerja sama

5.      Menjaga kelestarian budaya indonesia yang merupakan kekayaan bangsa

6.      Melatih ketaatan dan kepatuhan kepada pemimpin

7.      Melatih gerak dan Irama

8.      Memperkuat dan memperdalam rasa cinta kepada bangsa

Satu Pemikiran KHD yang dapat menebalkan laku murid di kelas atau di sekolah sesuai dengan konteks lokal sosial Budaya di Kabupaten Wonogiri adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Menjadi guru bisa berada ditengah-tengah anak yang sedang karawitan. bisa penjadi tauladan, bisa mengarahkan dan bisa mendorong untuk bisa bersatunya semua komponen gamelan dan juga yg nggerong menjadi sebuah irama, nada dan lagu yang indah dan bagus menjadi karya yang disebut karawitan. Selain itu Seni musik/gamelan(karawitan) sesungguhnya adalah ketertiban dan keindahan. Oleh karenanya sifat dari pendidikan Musik/gamelan(karawitan) tidak lain adalah  pendidikan ketertiban dan keindahan atau pendidikan etis/moral dan estetis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar