Salam dan Bahagia
Perkenalkan saya Widodo,
Guru IPA SMP Negeri 1 Sidoharjo Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Saya
adalah peserta Pendidikan Calon Guru
Penggerak Angkatan ke-7. Artikel ini merupakan penugasan modul 1.1.a.8 Koneksi
Antar Materi-Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)
Ki Hajar Dewantara
(KHD) lahir di Yogjakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat 26 April 1959 di
Yogyakarta. Tanggal kelahiran beliau diperngati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara
(KHD) dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena meinggalkan warisan
yang sangat berharga yaitu pemikiran,
konsepsi, keteladanan dan jiwa merdeka terkait dengan pendidikan dan pengajaran
nasional. Beberapa pemikiran KHD antara lain :
1. Dasar
Pendidikan Adalah Menuntun
Menurut KHD tujuan pendidikan yaitu
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
anggota masyarakat. Oleh sebab itu,
pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidunya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak. Dalam menuntun
laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti
seorang petani atau tukang kebun. Anak
anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh petani di lahan
yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan
bulir padi yang ditanam. Bila biji padi
ditanam di lahan yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan
yang baik maka meskipun biji padi adalah
biji yang kurang baik dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan
dari petani. Demikian sebaliknya ,
meskipun biji padi yang disemai berkualitas baik, namun tumbuh di lahan
gersanng, tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta “tangan dingin”
petani, maka biji tersebut mungkin tumbuh namun tidak optimal. Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan
namun pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak
tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya.
2. Kekuatan
Sosio Kultural
Kekuatan sosio kultural menjadi
proses “menebalkan” kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk
menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi
manusia seutuhnya. Jadi anak bukan
kertas kosong yang bias digambar sesuai keinginan orang dewasa.
3. Kodrat
Alam dan Kodrat Zaman
KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan
anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk”
lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi”
dan “irama”. Kodrat alam Indonesia
memiliki dua musim (hujan dan kemarau) serta bentangan alam dari pesisir pantai
hingga pegunungan memiliki keberagaman dalam memaknai dan menghayati
hidup. Demikian pula dengan zaman yang
terus berkembang dinamis mempengaruhi cara pendidik menuntun murid. KHD menegaskan didiklah anak dengan cara yang
sesuai dengan tuntutan alam dan
jamannya.
4. Budi
Pekerti
Menurut KHD, budi pekerti, atau
watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan)
hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya.
Keselarasan hidup anak dilatih melalui
pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya agar mampu memiliki kesadaran social.
Sebelum saya
mempelajari materi modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar
Dewantara, saya merasa malakukan banyak sekali kesalahan baik berupa pemikiran dan tindakan saya terhadap anak anak saya. Beberapa
hal yang saya lakukan adalah :
1. Pembelajaran
berpusat pada guru.
Saya beranggapan bahwa sayalah
satu-satunya sumber belajar bagi murid. Kegiatann
belajar lebih banyak dilakukan di dalam kelas tanpa pernah memberi suasana
belajar yang menyenangkan di luar kelas..
2. Guru
belum memahami adanya perbedaan karakter dan potensi setiap murid sesuai kodrat
yang dimilikinya. Selama ini saya memberikan tugas yang seragam kepada murid tanpa
mempertimbangkan keragaman, kecerdasan, minat dan bakatnya.
3. Pembelajaran
hanya berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang hanya mengembangkan
aspek kognitif saja.
4. Selama
ini saya beraanggapan bahwa tugas utama seorang guru adalah mentransfer ilmu
kepada murid.
5. Memberikan
pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban tertutup sehingga murid tidak diberikan
kebebasan berpikir sesuai dengan ide dan gagasannya.
6. Belum
mengembangkan keterampilan abad 21 yang dikenal dengan 4C yaitu comunication,
collaboration, critical thinking dan creativity.
7. Kurangnya
penanaman dan pengembangan budi pekerti..
Setelah saya
mempelajari modul ini banyak hal yang harus berubah terkait dengan pemikiran
dan perilaku saya, antara lain :
1. Pola
piker terkait Pembelajaran
2. Pemahaman
tentang karakter murid
3. Pembelajaran
yang menumbuhkan perkembangan afektif, kognitif dan psikomotor.
4. Tugas
utama seorang pendidik
5. Cara
memberikan pertanyaan kepada murid
6. Pengembangan
keteranpilan abad 21
7. Penanaman
budi pekerti
Upaya yang dapat saya
harus segera saya lakukan agar pembelajaran di kelas mencerminkan pemikiran KHD
antara lain :
1. Melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada murid sesuai dengan tuntunak KHD yaitu “menghamba
pada anak”.
2. Memahami
karakter murid dan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya anak sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
3. Melaksanakan
pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan anak secara utuh baik
cipta, rasa, karsa dan karya sehingga menjadi manusia seutuhnya.
4. Merubah
pola pikir, bahwa tugas utama seorang pendidik adalah menuntun segala kodrat
pada anak agar mereka memperoleh keselamatan dan kebahagian yang
setingi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat
5. Memberikan
pertanyaan yang terbuka sehingga murid memiliki kesempatan untuk menjawab
sesuai dengan ide dan gagasannya
6. Mengembangkan
keterampilan abad 21
7. Menumbuhkan
budi pekerti melalui kegiatan
pembiasaan seperti piket kelas, kerja
kelompok, jumat bersih dan bakti social.
Penanaman budi pekerti juga dapat dilakukan dengan penguatan budaya religious
seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar, sholat berjamaah dan peringatan
hari besar keagamaan.
Semoga seluruh tahapan
pendidikan calon guru penggerak angkatan ke-7 ini dapat saya ikuti dengan baik,
sehingga saya dapat mengimplementasikan pemikiran KHD dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik serta turut serta dalam proses perubahan pendidikan di
Indonesia.
Salam Guru Penggerak.
Guru Bergerak Indonesia Maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar