Rabu, 09 November 2022

Jurnal Dwimingguan Paket Modul 1.1

 

Jurnal Dwimingguan Paket Modul 1.1

(20 Oktober -5 November 2022)

 

Salam Bahagia

Perkenalkan saya Widodo, guru IPA SMP Negeri 1 Sidoharjo, Wonogiri.  Saya merupakan salah satun peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan ke-7 Kabupaten Wonogiri. Pada kesempatan membuat jurnal dwimingguan modul 1.1. Refleksi  Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Jurnal dwimingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Tugas ini dibuat untuk merefleksikan semua pengalaman dan ilmu yang didapat selama dua minggu. Jurnal dwimingguan ini dibuat menggunakan model 4P yang merupakan terjemahan dari 4F yang dikembangkan  Dr. Roger Greenaway.

1.      Peristiwa (Fact)

Pada hari Kamis 20 Oktober 2022, saya mengikuti pembukaan Program Pendidikan Calon Guru Penggerak (PGP) angkatan ke-7 secara virtual oleh Mendikbudristekdikti Nadiem Anwar Makarim.  Kegiatan secara daring ini menggunakan platform Youtube dan Zoom Meet.  Dalam sambutannya Nadiem Makarim memberikan arahan agar Calon Guru Penggerak (CGP) fokus dalam mengikuti pendidikan guru penggerak dan harus bisa membagi waktu agar bisa mengerjakan modul di LMS. 

Kegiatan dilanjutkan pretest paket modul 1 yang dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Oktober 2022 melalui LMS masing-masing. Dua hari kemudian, tepatnya pada hari Sabtu, 23 Oktober 2022 diadakan Lokakarya Orientasi secara luring di SMA Negeri 2 Wonogiri mulai pukul 08.0 s.d. 16.00 WIB. Kegiatan Lokakarya Orientasi diundang juga Pengawas, Kepala Sekolah dan para  CGP. Pada saat lokakarya orientasi saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman tentang pendidikan guru penggerak (PGP). Kemudian setelah itu mengikuti kegiatan secara online di LMS. Mulai dari diri sendiri saya merefleksi pemikiran KHD. Kemudian eksplorasi konesp bediskusi bersama fasilitator dan CGP lainnya mengenai filosofi KHD. Setelah itu, ruang kolaborasi saya bersama teman-teman saling berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai filosfi KHD dan penerapannya di sekolah. Terakhir mengiktui kegiatan elaborasi pemahaman bersama instruktur. Pada kesempatan ini  banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan  instruktur dan teman-teman CGP lainnya.

 

 

2.      Perasaan (Feelings)

Saya merasa senang dan bangga pada saat mengikuti kegiatan di dua minggu pertama ini. Saya merasa senang karena saya bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman tentang filosofi KHD dan berinteraksi dengan guru-guru hebat CGP Angkatan ke-7.  Selain itu juga mendapatkan Fasilitator dan Pengajar Praktik (PP) yang luar biasa, yaitu Ibu Yunidar dan Lilis Lia Arifiantai. Saat menerapkan filosofi KHD di dalam pembelajaran saya merasa senang karena ada hal yang berubah pada diri saya dan murid-murid saya. Sebagai contoh  dahulu saya banyak melakukan pembelajaran konvensional. Sekarang lebih berpusat pada siswa. Siswa merasa senang karena kebutuhan belajarnya terpenuhi. Semangat siswa untuk bersekolah semakin meningkat. Saya juga merasa bangga karena saya bisa menjadi bagian dari guru-guru hebat CGP di seluruh Indonesia. Sehingga banyak hal yang didapat dari materi ini.  Semoga saya bisa ikut serta menjadi bagian perubahan pendidikan Indonesia kea rah yang lebih baik.

3.      Pembelajaran (Finding)

Pengalaman berharga yang didapat yaitu ketika mendapatkan ilmu tentang filosofi pendidikan KHD dan saat berdiskusi dengan rekan CGP, Pengajar Praktik (PP), fasilitator dan instruktur. Banyak hal yang didapat untuk saya terapkan dalam pembelajaran di kelas saya. Pengalaman yang berharga yaitu mendapatkan imu tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan.  Pemikiran KHD tersebut menyatakan bahwa tugas guru adalah menuntun anak sesuai dengan  kodratnya,  sehingga anak dapat hidup merdeka baik disekolah dan  di masyarakat.  Murid yang merdeka tanpa mengganggu kemerdekaan orang lain.   Pendidikan di Indonesia harus mempertimbangkan kodrat murid yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Selain  itu, KHD juga memiliki pemikiran  bahwa pendidikan harus menghamba pada anak Artinya pembelajaran harus berpusat pada murid. Murid sebagai pembelajar harus mendapatkan kesempatan utuk tumbuh secara utuh baik cipta, rasa, karsa dan karya sehingga menjadi manusia yang merdekan dan bijaksana Kegiatan pembelajaran harus bermakna dan menyenangkan dengan memperhatikan minat dan bakat serta potensi murid. Pendidikan yang memanusiakan. Pada saat berdiskusi dengan fasilitator, instruktur, dan rekan CGP saya banyak mendapatkan  pengalaman, ide dan gagasan yang sangat bermanfaat  dalam menerapkan filosofi KHD ini di sekolah saya.

4.      Penerapan ke depan (Future)

FiIlosofi pendidikan KHD yang saya dapatkan  selama 2 minggu ini akan saya terapkan dalam proses pembelajaran di sekolah.  Saya akan merencanakan merancang dan menyususn pembelajaran sesuai dengan kodrat anak (kodrat alam dan kodrat zaman). Saya akan berusaha agar menjadi guru yang bisa menuntun menjadi teladan, memberi kekuatan dan mendorong murid dalam menebalkan laku mereka. Pendidikan disesuaikan dengan kodrat zaman bahwasannya anak sekarang hidup di era digital, sehingga guru harus mengembangakn keterampilan abad 21 untuk menghadapi tantangan zaman ini. Ketermpilan abad 21 dapat dilaksanakan dengan pembelajaran memanfaatkan berbagai sumber yang ada dan menuntun murid tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya.  Menjadi manusia yang cerdas pikirannya, halus budi bahasanya, dan sehat jiwa raganya. Berkembang dengan cipta, rasa, karsa dan karya.  Oleh karena itu saya sebagai guru akan menerapkan metode pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan murid baik dari minat, bakat dan potensinya.  Saya harus harus mengetahui gaya belajar murid sehingga bisa menerapkan pembelajaran berdeferensiasi. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dan disesuaikan dengan gaya belajar mereka. Hal yang akan saya lakukan untuk memfasilitasinya yaitu dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid, menerapkan metode pembelajaran yang berpihak pada murid sebagai aktualisasi terhadap konsep “menghamba pada sang anak. 

Demikian jurnal dwimingguan saya setelah menyelesaikan modul 1.1 tentang “Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca yang budiman.

 

Salam Guru Penggerak

Guru Bergerak Indonesia Maju

Senin, 07 November 2022

Mulai dari Diri "Nilai Diri Guru Pembelajar" (Penugasan 1.2 A Nilai Diri dan Peran Guru Penggerak Modul 1.2)

 

Tugas MD 1. Refleksi

Gambar Trapesium Usia Calon Guru Penggerak

1.      Peristiwa Positif yang pernah saya alami dan masih sangat berkesan sampai sekarang adalah saat diberi kepercayaan mewakili SD saya dalam lomba PORSENI tingkat Kecamatan Jatipurna pada mata lomba “Baca Puisi Putra”.

Peristiwa negative yang pernah saya alami dan masih teringat sampai sekarang adalah saat saya duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada saat itu saya mendapat hukuman karena terkambat mengikuti upacara bendera Hari Senin tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan alasannya.  Padahal saat itu saya terlambat karena rumah saya di pelosok desa dengan jarak 30 km dengan sarana transportasi yang sangat sulit.

2.      Selain saya yang terlibat dalam peristiwa tersebut adalah Parlan dan Wahyuni, keduanya teman SD saya.  Parlan mewakili lomba macapat dan Wahyuni mewakili lomba baca puisi putri. Selain itu Pak Sriyono sangat berperan pada peristiwa tersebut karena merupakan pembimbing sekaligus pendamping pada saat lomba.

Pada peristiwa di SMA saat terlambat mengikuti upacara ada beberapa teman yang mendapat hukuman diantaranya Kuspriyadi, Mardiyanto, Suwandi dan Tri Darwanto.  Orang lain yang terlibat adalah Bapak Dalimin selaku wakil kepala sekolah bidang Kesiswaan.

3.      Dampak Emosi yang saya rasakan yaitu gembira dan marah

4.      Peristiwa tersebut  masih dapat saya rasakan karena sangat berkesan dan bermakna bagi saya.

5.      Pelajaran hidup yang saya peroleh adalah memberikan kesempatan sekecil apapun kepada seorang murid akan sangat bermakna besar bagi mereka. Hal ini karena mereka mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk menunjukkan minat dan bakatnya. Pelajaran yang kedua bahwa memberi kesempatan untuk membela diri merupakan hal yang sangat penting sebelum memberikan hukuman kepada murid.

6.      Nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru.

Peran guru sesungguhnya memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada murud untuk mengembangkan minat dan bakatnya sesuai dengan kodrat yang dimilikinya.

 

Tugas MD 2. Nilai dan Peran Guru Penggerak Menurut Saya

1.      Guru penggerak  adalah seorang yang menuntun  bukan menuntut. Guru sebagai penuntun sudah seharusnya dapat memberikan contoh dan teladan bagi muridnya dalam menjalani aktivitas belajar  di sekolah. Selain itu guru juga harus mendorong murid untuk mampu meraih masa depan yang cemerlang sesuai dengan kodrat mereka masing-masing. Untuk itu, sebagai tuntunan guru harus mampu menempatkan diri sebagai penuntun yang baik dan dapat dicontoh oleh murid. SEbagai calon guru penggerak saya harus menjadi pribadi yang baik yang bias menjadi contoh bagi teman sejawat maupun dalam komunitas MGMP, Jika belum mampu menuntun maka seorang guru harus mampu memperbaiki diri sepanjang waktu sehingga nantinya dapat menjadi guru yang benar-benar digugu lan di tiru. (dipercaya dan diikuti). Guru Penggerak harus bisa mengamalkan ajaran among “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” baik kepada murid ataupu kepada rekan guru yang lain serta orang-orang di sekitarnya

2.      Proses pencapaian keberhasilan murid di sekolah tidak lepas dari peran guru dan seluruh warga sekolah. Guru sebagai penuntun seharusnya dapatdapat mendorong murid agar dapat mewujudkan cita-cita sesuai dengan kodrat mereka. Dengan menjadi guru sebagai penuntun yang baik, dikemudian hari murid akan terkesan dan masih  mengingat dan merekam kejadian positif yang terjadi ketika mereka masih duduk di bangku sekolah, sehingga pada saat mereka dewasa nanti akan selalu teringat dengan peran guru tersebut. Guru akan terpatri di sanubari mereka, sebagai bagian yang memberikan pelita dan menebalkan laku mereka.

Bagi rekan guru dan komunitas MGMP saya berusaha menjadi contoh dengan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah dan komunitas.  Bekerja sama tanpa membeda-bedakan suku, ras dan agama demi terwujudnya tujuan bersama.

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1)

 Salam dan Bahagia

Perkenalkan saya Widodo, Guru IPA SMP Negeri 1 Sidoharjo Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Saya adalah peserta Pendidikan  Calon Guru Penggerak Angkatan ke-7. Artikel ini merupakan penugasan modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi-Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)

Ki Hajar Dewantara (KHD) lahir di Yogjakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat 26 April 1959 di Yogyakarta. Tanggal kelahiran beliau diperngati sebagai  Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara (KHD) dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena meinggalkan warisan yang sangat berharga yaitu  pemikiran, konsepsi, keteladanan dan jiwa merdeka terkait dengan pendidikan dan pengajaran nasional. Beberapa pemikiran KHD antara lain :

1.      Dasar Pendidikan Adalah Menuntun

Menurut KHD tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.  Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidunya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.  Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun.  Anak anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh petani di lahan yang telah disediakan.  Anak-anak itu bagaikan bulir padi yang ditanam.  Bila biji padi ditanam di lahan yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun  biji padi adalah biji yang kurang baik dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari petani.  Demikian sebaliknya , meskipun biji padi yang disemai berkualitas baik, namun tumbuh di lahan gersanng, tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta “tangan dingin” petani, maka biji tersebut mungkin tumbuh namun tidak optimal.  Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah  dan membahayakan dirinya.

2.      Kekuatan Sosio Kultural

Kekuatan sosio kultural menjadi proses “menebalkan” kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar.  Pendidikan bertujuan untuk menuntun  (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.  Jadi anak bukan kertas kosong yang bias digambar sesuai keinginan orang dewasa.

3.      Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.  Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.  Kodrat alam Indonesia memiliki dua musim (hujan dan kemarau) serta bentangan alam dari pesisir pantai hingga pegunungan memiliki keberagaman dalam memaknai dan menghayati hidup.  Demikian pula dengan zaman yang terus berkembang dinamis mempengaruhi cara pendidik menuntun murid.  KHD menegaskan didiklah anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam  dan jamannya.

4.      Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.  Budi pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya.  Keselarasan hidup anak dilatih melalui  pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan  dirinya agar mampu memiliki kesadaran social.

Sebelum saya mempelajari materi modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, saya merasa malakukan banyak sekali kesalahan baik berupa pemikiran  dan tindakan saya terhadap anak anak saya. Beberapa hal yang saya lakukan adalah :

1.      Pembelajaran berpusat pada guru.

Saya beranggapan bahwa sayalah satu-satunya sumber belajar bagi murid.  Kegiatann belajar lebih banyak dilakukan di dalam kelas tanpa pernah memberi suasana belajar yang menyenangkan di luar kelas..

2.      Guru belum memahami adanya perbedaan karakter dan potensi setiap murid sesuai kodrat yang dimilikinya. Selama ini saya memberikan tugas yang seragam kepada murid tanpa mempertimbangkan keragaman, kecerdasan, minat dan bakatnya. 

3.      Pembelajaran hanya berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang hanya mengembangkan aspek kognitif saja.

4.      Selama ini saya beraanggapan bahwa tugas utama seorang guru adalah mentransfer ilmu kepada murid.

5.      Memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban tertutup sehingga murid tidak diberikan kebebasan berpikir sesuai dengan ide dan gagasannya.

6.      Belum mengembangkan keterampilan abad 21 yang dikenal dengan 4C yaitu comunication, collaboration, critical thinking dan creativity.

7.      Kurangnya penanaman dan pengembangan budi pekerti..

Setelah saya mempelajari modul ini banyak hal yang harus berubah terkait dengan pemikiran dan perilaku saya, antara lain :

1.      Pola piker terkait Pembelajaran

2.      Pemahaman tentang karakter murid

3.      Pembelajaran yang menumbuhkan perkembangan afektif, kognitif dan psikomotor.

4.      Tugas utama seorang pendidik

5.      Cara memberikan pertanyaan kepada murid

6.      Pengembangan keteranpilan abad 21

7.      Penanaman budi pekerti

Upaya yang dapat saya harus segera saya lakukan agar pembelajaran di kelas mencerminkan pemikiran KHD antara lain :

1.      Melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid sesuai dengan tuntunak KHD yaitu “menghamba pada anak”.

2.      Memahami karakter murid dan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

3.      Melaksanakan pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan anak secara utuh baik cipta, rasa, karsa dan karya sehingga menjadi manusia seutuhnya.

4.      Merubah pola pikir, bahwa tugas utama seorang pendidik adalah menuntun segala kodrat pada anak agar mereka memperoleh keselamatan dan kebahagian yang setingi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat

5.      Memberikan pertanyaan yang terbuka sehingga murid memiliki kesempatan untuk menjawab sesuai dengan ide dan gagasannya

6.      Mengembangkan keterampilan abad 21

7.      Menumbuhkan budi pekerti  melalui kegiatan pembiasaan  seperti piket kelas, kerja kelompok, jumat bersih dan bakti social.  Penanaman budi pekerti juga dapat dilakukan dengan penguatan budaya religious seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar, sholat berjamaah dan peringatan hari besar keagamaan. 

Semoga seluruh tahapan pendidikan calon guru penggerak angkatan ke-7 ini dapat saya ikuti dengan baik, sehingga saya dapat mengimplementasikan pemikiran KHD dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik serta turut serta dalam proses perubahan pendidikan di Indonesia.

 

Salam Guru Penggerak.

Guru Bergerak Indonesia Maju

Sabtu, 05 November 2022

Puisi "Kihajar Dewantara"

Salam dan Bahagia

Puisi ini merupakan pralambang atau metafora sebagai wujud kontekstual pemahaman saya terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hajar dewantara.  Puisi karya saya ini dapat disaksikan pada tautan

https://www.youtube.com/watch?v=VqEkGa_JSa0&t=162s

Salam Guru Penggerak.

Guru Bergerak Indonesia Maju



Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara dalam Karya Puisi

 

KI HAJAR DEWANTARA

Karya : Widodo

 

Ki Hajar Dewantara

Kau rela tinggalkan kemewahan

Kau hidup dalam kesederhanaan

Kau kobarkan perjuangan

Kau berikan keteladanan

Kau wariskan samudera pemikiran

 

Ki Hajar Dewantara

Dengan pena engkau bangkitkan

Kau tumbuhkan jiwa pergerakan

Taman siswa engkau dirikan

Kau buka gerbang kemerdekaan

 

Ki Hajar Dewantara

Meskipun engkau telah medahului

Warisanmu kekal abadi

Pemikiran dan konsepsimu menjiwai

Keteladananmu selalu membumi

Jiwa merdekamu abadi dalam sanubari

 

Ki Hajar Dewantara

Kau bagai pelita

Cahayamu penerang gulita

Baktimu pada negeri tiada tara

Pengorbananmu  sangat bermakna

Semangatmu membara memupuk asa

Kaulah pahlawan pendidikan Indonesia

 

Ki Hajar Dewantara

Cita-citamu sungguh mulia

Anak Indonesia harus merdeka

Tumbuh dengan kodratnya

Bergerak sesuai orbitnya

Menjadi manusia yang bijaksana

 

Ki Hajar Dewantara

Cita-citamu sungguh mulia

Anak Indonesia harus tumbuh seutuhnya

Berkembang dengan cipta, rasa, karsa dan karya

Cerdas pikiran, halus budi bahasa,  sehat jiwa raganya

 

Ki Hajar Dewantara

Semboyanmu abadi

Ing ngarsa sung tuladha

Ing madya mangun karsa

Tut wuri handayani

Bekal diri menjadi pendidik sejati

Menuntun anak negeri

Mengapai keselamatan dan  kebahagiaan sejati

 

Wonogiri, 30 Oktober 2022

Menemukenali Nilai Luhur Sosial Budaya di Kabupaten Wonogiri dalam Menebalkan Laku Murid (Penugasan ruang kolaborasi modul 1.1 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke-7)

         Perkembangan masyarakat Kabupaten  Wonogiri tidak lepas dari sejarah Raden Mas Said.   Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan, yaitu :

1.    Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani, suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan.

2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Baturetno dan Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti bersifat penurut,  mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik.

3.    Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian tenggara Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol.

4.   Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat yang bisa padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Karakter sifat dan karakteristik masyarakat di wilayah ini mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat.

5.     Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing buas yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari tutur kata dan bahasanya, masyarakat Honggobayan memang kasar dan keras, tetapi mereka sebenarnya baik hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab.

Karakteristikmasyarakat di masing-masing wilayah tersebut berpengaruh terhadap kekuatan sosio kultural (nilai-nilai luhur) di daerah tersebut.  Secara garis besar nilai nilai kearifan local yang berkembang di wilayah Kabutaten Wonogiri dapat dikelompokkan menjadi :

1.      Seni Budaya

Seni budaya yang berkembang di Kabupaten Wonogiri antara lain : tarian kethek ogling, karawitan, wayang, reog, rumah adat limasan,

2.      Tradisi atau kebiasaan turun temurun

Tradisi atau kebiasan turun temurun yang sampai saat ini masih dijumpai di Kabupaten Wonogiri antara lain Upacara susuk wangan, bersih desa, ruwatan masal, jamasan pusaka, kenduren, ewuh grubyukan, gebyar gajah mungkur, tradisi sambatan dan entre.

3.      Mitos atau legenda

Mitos atau legenda yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Wonogiri antara lain legenda Klinteng Semar, Kisah Eyang Danalaya, Kisah Eyang Klenthing Mungil, Kisah Alas Bogo, Mitos Gunung Pegat dan Legendha Khayangan.

Pemikiran Ki Hajar Gewantara (KHD) yang dapat dikontekstualkan kaitanya dengan kearifan local di Kabupaten Wonogiri adalah :

1.      Pendidikan adalah tempat persemaian kebudayaan. Pekerjaan kita di bidang pendidikan sejatinya menjemput kebudayaan, menyongsong dan membentuk peradapan.

2.   Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budipekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak.  Dalam pengertian taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

3.      Usaha pendidikan ditujukan pada halusnya budi, cerdasnya otak dan sehatnya badan.

4.   Pendidikan itu hanya “tuntunan” di dalam hidup tumbuhnya anak anak kita.  Ini berarti hidup tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik.

Salah satu kearifan lolal yang sampai saat ini masih berkembang di Kabupaten Wonogiri adalah Seni Karawitan.  Karawitan dapat menebalkan laku anak, sehingga sangat baik apabila dilatih dan dimainkan oleh anak-anak kita. Banyak manfaat yang diperoleh ketika anak-anak kita memainkan karawitan, diantaranya :

1.      Mempertajam indera pendengaran

2.      Melatih rasa anak agar memperhalus sikap  dan tutur kata dari bahasa jawa

3.      Merangsang otak kiri dan kanan anak dalam bermain musik

4.    Melatih kerjasama anak agar menjadi karawitan yang memiliki nada yang pas guna membentuk karakter anak yang mudah kerja sama

5.      Menjaga kelestarian budaya indonesia yang merupakan kekayaan bangsa

6.      Melatih ketaatan dan kepatuhan kepada pemimpin

7.      Melatih gerak dan Irama

8.      Memperkuat dan memperdalam rasa cinta kepada bangsa

Satu Pemikiran KHD yang dapat menebalkan laku murid di kelas atau di sekolah sesuai dengan konteks lokal sosial Budaya di Kabupaten Wonogiri adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Menjadi guru bisa berada ditengah-tengah anak yang sedang karawitan. bisa penjadi tauladan, bisa mengarahkan dan bisa mendorong untuk bisa bersatunya semua komponen gamelan dan juga yg nggerong menjadi sebuah irama, nada dan lagu yang indah dan bagus menjadi karya yang disebut karawitan. Selain itu Seni musik/gamelan(karawitan) sesungguhnya adalah ketertiban dan keindahan. Oleh karenanya sifat dari pendidikan Musik/gamelan(karawitan) tidak lain adalah  pendidikan ketertiban dan keindahan atau pendidikan etis/moral dan estetis.

Kamis, 03 November 2022

Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hajar Dewantara

 Video berikut ini berisi refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hajar Dewantara. Penugasan Modul 1.1 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke-7, sebagai bentuk pengenalan dan pendalaman terhadap pemikiran (filosofi pendidikan) KHD. 

https://www.youtube.com/watch?v=iCJdtgikK2I&t=50s






Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)

 

Refleksi Kritis Terkait Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)

1. Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan di Indonesia sekaligus “Bapak Pendidikan Nasional”.  KHD memiliki konsep pemikiran terkait pendidikan dan pengajaran yang tidak hanya tidak menitikberatkan pada kualitatif semata. Namun, lebih pada upaya meningkatkan kemerdekaan murid yang memiliki budi pekerti dalam belajar mengeksplorasi kompetensi diri sesuai latar belakang sosial dan emosional. Hal ini sesuai dengan tulisan KHD majalah “Wasita” Jilid II No. 1-2 Juli-Agustus tahun 1923, bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuh berkembangnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan tumbuh anak.  Agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. Pendidikan harus mengutamakan :

a.       Segala alat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan.

b.      Kodrat keadaan itu tersimpan dalam adat istiadat setiap rakyat.

c.       Adat istiadat, sebagai sifat perikehidupan atau sifat percampuran usaha dan daya upaya akan hidup tertib damai tidak luput dari pengaruh jaman dan tempat

d.      Akan mengetahui garis garis hidup yang tetap dari suatu bangsa maka kita perlu mempelajari jaman yang telah lalu, mengetahui tentang menjelmanya jaman itu ke dalam jaman sekarang dan menyelami jamannya yang berlaku kini, barulah kita dapat membayangkan jaman yang akan datang.

e.       Pengaruh baru diperoleh karena bercampurnya pergaulan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya.

Terkait dengan pengajaran KHD memiliki pemikiran bahwa pengajaran  haruslah ditujukan kearah kecerdikan murid, selalu bertambahnya ilmu yang baefaedah, membiasakan mencari pengetahuan sendiri, mempergunakan pengetahuannya untuk keperluan umum. Pengajaran harus memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dalam pendidikan.  Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pasa orang lain, akan tetapi bersandat pada kekuatannya sendiri. Pengajaran dan pendidikan berguna untuk memerdekakan manusia sebagai bagian masyarakat.

2.      Pemikiran KHD sangat relevan dengan konteks pendidikan di Indonesia saat ini.  Pemikiran KHD sangat relevan dengan program “Merdeka Belajar” yang sedang digaungkan oleh pemerintah. Lahirnya program “Merdeka Belajar” berlandaskan pemikiran KHD Beberapa nilai yang sejalan diantaranya yaitu nilai keberpihakan pada murid. Secara khusus di sekolah saya yang sudah menerapkan kurikulum merdeka untuk kelas VII sudah memfasilitasi murid yang berasal dari latar belakang social kultural serta minat dan bakat yang berbeda. Penerapan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) merupakan upaya untuk menselaraskan antara pendidikan dan pengajaran dengan penghidupan dan kehidupan bangsa. Pengajaran berdasarkan kenasionalan sehingga murid-murid akan mempunyai rasa cinta terhadap bangsa dan negaranya 

 

3.    Beberapa tindakan yang telah saya laksanakan dalam menjalankan aktifitas sebagai guru saat pandemic covid-19 dan pembelajaran masih dilakukaan secara daring. Kondisi geografis kabupaten Wonogiri berupa pegunungan, berpengaruh pada keterlaksanaan pembelajaran daring. Tidak semua murid dapat mengikuti PJJ karena kendala signal internet.  Untuk mengatasi hal tersebut saya memfasilitasi murid agar dating ke sekolahan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Saya memberikan modul offline sebagai panduan belajar, membimbing kesulitan murid dalam belajar.   Namun demikian saya merasa belum sepenuhnya memiliki kemerdekaan dalam mengajar.  Saya masih terikat dengan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh murid, terbelenggu oleh KKM.. Akhirnya saya sambut dengan gembira “Kurikulum merdeka” yang sangat berpihak pada minat dan bakat murid.