Selasa, 09 Mei 2023

Analisis Video Praktik Baik (Sebagai Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Data)

 

Analisis Video Praktik Baik

(Sebagai Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Data)

 

Oleh : Widodo

CGP Angkatan 7

Guru SMP Negeri 1 Sidoharjo Kab. Wonogiri

 

 

A.    Tujuan Pembelajaran Khusus

1.      CGP dapat menganalisis tentang  visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.

2.      CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada. Tujuan Pembelajaran Khusus.

3.      CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.

4.      CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.

 

B.     Analisis Video Praktik Baik  Yuni Widyastuti, M. Psi. T.  dengan judul “Pemanfaatan Aset dengan BAGJA”

1.      Apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?

Visi Sekolah tempat guru tersebut mengabdi  adalah : "Membentuk Peserta Didik Berkarakter, Kreatif, Mandiri, dan Kolaboratif"

 

2.      Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?

Prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam video tersebut adalah : "Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar ".

 

3.      Apakah pertanyaan utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?

Pertanyaan utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut adalah : Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk kegiatan belajar murid  ?

 

4.      Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:

a.      B (Buat Pertanyaan Utama)

Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah tentang prakarsa perubahan yang akan dilakukan

1)      Guru melakukan koordinasi dan berkolaborasi dengan teman sejawat untuk merumuskan prakarsa perubahan yang akan dilakukan

2)      Buru meminta pendapat murid untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan semangat belajarnya

3)      Guru meminta pendapat murid tentang apa saja yang disukai di dalam kelas.

4)      Guru mengajak murid untuk berkunjung ke kelas 2 dan kelas 6 untuk  melihat dan mencari inspirasi hal-hal apa saja yang mereka sukai.

b.      A (Ambil Pelajaran)

1)      Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi, pendapat dan masukan  serta pengalaman murid.

2)      Guru mengajak murid mengambil pelajaran dari kelas lain untuk menambah inspirasi kelas yang dapat menumbuhkan semangat belajar mereka.

3)      Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan observasi dan wawancara di kelas lain untuk guna mendapatkan informasi dan  inspirasi seluas-luasnya.

4)      Guru memfasilitasi murid dalam kelompok untuk mendiskusikan apa yang mereka sukai dari kelas lain dan apa yang disukai dari kelasnya sendiri.

5)      Guru menampung semua usul, saran masukan dan pendapat murid

6)      Guru memandu murid mencari pengalaman positif dari kelas lain untuk dijadikan pelajaran

c.       G (Gali Mimpi)

1)      Guru bersama murid menyusun gambaran atau bayangan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan sehingga semangat belajarnya meningkat.

2)      Guru meminta murid untuk membayangkan seperti apa  kelas impian mereka.

3)      Guru memfasilitasi setiap kelompok dalam menganalisis alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menggambarkan kelas impian mereka.

4)      Guru meminta murid untuk menjelaskan design kelas yang mereka impikan sehingga semangat belajarnya meningkat.

5)      Guru meminta murid untuk menyampaikan dan mempresentasikan gagasan tiap kelompok seperti apa kelas yang mereka impikan.

d.      J (Jabarkan Rencana)

1)      Guru membimbing murid mendata hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kelas impian mereka.

2)      Guru mengajak murid agar berkontribusi dalam menentukan kebutuhan membuat kelas impian

3)      Guru membuat rencana pembagian tugas secara berkelompok sebagai bentuk tanggungjawab bersama

e.       A (Atur Eksekusi)

1)      Guru bersama murid membuat kesepakatan terkait waktu pelaksanaan pembuatan design kelas impian

2)      Guru meminta murid agar melakukan pembagian tugas yang jelas terkait kebersihan kelas, membuat hiasan dinding, menyusun bangku dan buku serta memasang hiasan pada dinding.

3)      Guru melakukan pendampingan serta penyelesaian apabila terdapat kendala serta memotivasi dan mengapresiasi hasil prakarsa perubahan

 

5.      Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?

Peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video tersebut, bahwa dalam memprakarsai sebuah prakarsa perubahan perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak di bawah pelopor prakarsa. Peran pemimpin sangatlah berpengaruh terhadap proses dan tahapan terlaksananya prakarsa perubahan. Berikut ini analisis peran pemimpin dalam video praktik baik tersebut :

a.       Guru/pemimpin pembelajaran berusaha menggunakan pendekatan berbasis aset. Guru berusaha membuka pemahaman dan kesadaran akan kekuatan yang ada melalui kekuatan/potensi dalam berkolaborasi.

b.      Guru mengarahkan murid untuk fokus pada kekuatan kelas dalam mewujudkan impiannya.

c.       Guru sebagai pemimpin pembelajaran mampu memetakan sumber daya yang ada di sekolahnya sesuai dengan kompetensinya untuk mewujudkan kelas nyaman dan menyenangkan sehingga menjadi penyemangat belajar sehingga kualitas pembelajaran meningkat

d.      Guru memberdayakan kemampuan murid untuk membayangkan kelas impian dan mewujudkannya. Melalui alur BAGJA

e.       Guru mampu mewujudkan suasana kelas yang nyaman sesuai tujuan masing-masing siswa dengan bekerja secara bersama-sama (kolaborasi)

 

6.      Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan berbagai pendekatan, salah satunya pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya disebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA). Berdasarkan  tayangan video praktik baik tersebut, aset terbagi menjadi beberapa modal. Modal utama yang dapat dikelola oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video tersebut serta pemanfaatannya, antara lain:

a.      Modal Manusia

1)      Guru yang berkualitas sehingga mampu mengarahkan, memfasilitasi, dan mewujudkan kelas impian murid yang nyaman serta menyenangkan sehingga menjadi penyemangat dalam belajar

2)      Murid yang memiliki motivasi dan semangat sehingga mampu membuat design/sketsa kelas impian dengan membuat hiasan, membersihkan lantai, merapikan kursi, dan melengkapi kelas dengan sudut baca/rak buku

b.      Modal Sosial

Adanya ekosistem sekolah  yang memiliki komponen-kompenen yang saling berinteraksi yang sehat dan secara harmonis, saling mendukung, berkerjasama, serta toleransi dalam mewujudkan impian bersama. Modal  ini menjadi aset yang sangat berpotensi mewujudkan tujuan/visi bersama.

c.       Modal Politik

Modal politik tidak hanya dimaknai sebagai sebuah aktivitas demokratis dalam tataran politik praktis tetapi merupakan kemampuan kelompok untuk mempengaruhi distribusi sumber daya dalam sebuah ekosistem/sekolah.  Modal politik sebagai salah satu aset sekolah dapat digunakan untuk melahrkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada kualitas pembelajaran. Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan yang mengakomodir kepentingan warga sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.

d.      Modal Agama dan Budaya

Adanya kebiasaan bergotong royong antar guru (teman sejawat) dan antar murid yang sudah membudaya sehingga dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan impian bersama yaitu kelas yang nyaman dan menyenangkan.

e.       Modal Fisik

Tersedianya ruang kelas, buku paket di perpustakaan, meja, kursi, papan tulis, alat tulis, dan sarana prasarana lainnya. Modal fisik ini dapat dimanfaatkan dengan  memberdayakan perlengkapan yang ada untuk menciptakan kelas yang nyaman dengan hiasan dinding dan design kelas.  Bagunan lain yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran adalah laboratorum, ruang pertemuan dan ruang keterampilan.

f.       Modal Lingkungan/ Alam

Hiasan yang didapat dari lingkungan sekitar sekolah kemudian dikreasikan dan ditempel di dalam kelas impian.  Modal lingkungan ini apabila diolah dan dimanfaatkan dengan baik akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.  Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan alam ini dalam upaya pelestarian alam dan mewujudkan kenyamanan hidup.

g.      Modal Finansial

Tersedianya peralatan dan perlengkapan seperti buku bacaan yang kemudian diletakkan di sudut baca kelas. Pemanfaatannya ialah dengan peralatan dan perlengkapan tersebut, murid di kelas dapat berkolaborasi membersihkan kelas, menata kursi-meja, dan menghias dinding. Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sekolah tersebut dapat dimanfaatkan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan di sekolah tersebut. Selain itu modal finansial dapat berupa kemampuan mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat menghasilkan uang dengan membuat produk-produk yang bisa dijual, kemampuan menjalankan usaha kecil dan kemapuan dalam manajemen system pembukuan keuangan.

Jumat, 14 April 2023

Koneksi Antarmateri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 

Oleh :

Widodo

Guru SMP Negeri 1 Sidoharjo

Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Wonogiri

 

 

1.  Kaitan antara filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Patrap Triloka tentang penerapan pengambilan keputusan sebagai seprang pemimpin

Ki Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia yang terkenal dengan konsepnya tentang "Patrap Triloka".  Konsep ini merupakan pandangan tentang tiga dunia yang terdiri dari dunia material (jagat raya), dunia sosial (manusia) dan dunia batin (alam pikiran). Dalam penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang Patrap Triloka dapat memberikan pandangan yang holistik dan komprehensif. Seorang pemimpin harus mampu mempertimbangkan kepentingan dari ketiga dunia ini dalam pengambilan keputusan. (1) Pemimpin harus mempertimbangkan dampak keputusan yang akan diambil pada dunia, (2) Pemimpin harus mempertimbangkan dampak keputusan pada dunia sosial atau manusia. (3) Keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, termasuk di dalamnya hak-hak individu dan kelompok minoritas.

Pemimpin juga harus mempertimbangkan dampak keputusan pada dunia batin atau alam pikiran. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang dianut oleh masyarakat, serta mempertimbangkan kepentingan spiritual dan psikologis individu.

Dalam keseluruhan pandangan “Patrap Triloka”, Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya keseimbangan antara ketiga dunia ini. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, keputusan yang diambil harus memperhitungkan dampaknya pada ketiga dunia ini secara seimbang dan proporsional.

 

2. Pengaruh nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita terhadap prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang sangat mempengaruhi prinsip pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai membantu seseorang untuk menentukan tujuan, mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat, dan memilih tindakan yang konsisten sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk memperhatikan nilai-nilai yang dimilikinya dalam pengambilan keputusan ang efektif dan bertanggung jawab. Pemimpin yang memegang nilai-nilai etika dan moral yang tinggi cenderung akan memilih keputusan yang adil dan berpihak kepada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

 

3.   Kaitan antara materi pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.

Materi pengambilan keputusan dan coaching (bimbingan) terhadap pengambilan keputusan memiliki kaitan erat karena coaching dapat membantu coachee untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih efektif.

Dalam konteks coaching, seorang coach akan membantu coachee untuk memahami proses pengambilan keputusan secara lebih baik, termasuk bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis situasi dengan cermat, mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada, dan memilih opsi terbaik yang memenuhi tujuan yang diinginkan.

Seorang coach juga dapat membantu coachee untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang mendasari keputusan mereka dan memastikan bahwa keputusan tersebut konsisten dengan nilai-nilai tersebut. Selain itu, seorang coach dapat membantu individu atau tim untuk mengatasi hambatan atau kecenderungan yang dapat menghambat pengambilan keputusan yang efektif.

Coaching juga dapat membantu coachee untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan di lingkungan yang dinamis dan kompleks. Seorang coach dapat membantu coachee untuk memahami bagaimana mengelola risiko dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan serta memperhitungkan faktor-faktor yang tidak terduga yang dapat mempengaruhi hasil dari keputusan tersebut.

Dalam coaching, seorang coach juga dapat membantu coachee untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil, memperbaiki dan mengadaptasi keputusan tersebut jika diperlukan, dan belajar dari pengalaman tersebut untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam pengambilan keputusan di masa depan.

 

4.      Pengaruh kemampuan guru dalam mengelola  dan menyadari aspek social emosional terhadap pengambilan suatu keputusan  khususnya masalah dilema etika.

Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan masalah dilema etika. Kemampuan ini akan membantu seorang guru dalam mengelola emosi dan stres, mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan yang mendasarinya, memahami kebutuhan dan perspektif murid, serta berkomunikasi dengan baik dengan pihak-pihak terkait. Semua kemampuan ini sangat penting dalam pengambilan keputusan yang efektif dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Selain itu, kemampuan sosial emosional juga dapat membantu seorang guru dalam mengidentifikasi dan memahami kebutuhan dan perspektif murid yang berbeda-beda. Dalam situasi dilema etika, seorang guru juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan murid, rekan sejawat (guru lain), dan pihak-pihak lain yang terkait. Kemampuan komunikasi yang baik akan membantu seorang guru dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang efektif dan memastikan bahwa keputusan yang diambil dapat diterima dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat.

 

5.      Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik harus mampu menerapkan nilai-nilai yang dianutnya dalam pengambilan keputusan, membantu murid dalam  memahami dan menghargai nilai-nilai kebajikan, mengevaluasi dan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Semua ini merupakan bagian penting dalam membentuk karakter dan moral murid, serta menjadikan seorang pendidik sebagai contoh yang baik dalam hal moral dan etika.

 

6.      Dampak pengambilan keputusan yang tepat terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang tepat akan membawa dampak positif bagi seluruh individu yang berada di lingkungan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain itu, keputusan yang tepat juga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan individu. Seorang pemimpin atau pendidik yang membuat keputusan yang tepat dalam mengelola lingkungan belajar dapat menciptakan atmosfer yang positif, memotivasi individu untuk belajar dengan lebih baik.

Keputusan yang tepat juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, penting bagi setiap pemimpin atau pendidik, untuk mempelajari teknik pengambilan keputusan yang tepat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

7.      Tantangan-tantangan di lingkungan untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika dan keterkaitannya dengan perubahan paradigm di lingkungan saya.

Tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika bisa sangat kompleks dan memerlukan pemikiran yang mendalam. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa dalam situasi dilema etika, keputusan yang diambil dapat memiliki dampak berpotensi merugikan salah satu atau beberapa pihak yang terlibat. Beberapa tantangan yang dapat dihadapi dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika antara lain:

  1. Keterbatasan informasi: Kadang-kadang informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat tidak lengkap atau tidak tersedia, sehingga pengambil keputusan harus membuat keputusan dengan mempertimbangkan informasi yang ada.
  2. Konflik nilai: Dalam dilema etika, terdapat konflik nilai antara nilai-nilai yang bertentangan atau berlawanan.
  3. Tekanan waktu: Dalam beberapa situasi, keputusan harus diambil dalam waktu yang sangat singkat, sehingga pengambil keputusan tidak memiliki banyak waktu untuk mempertimbangkan semua faktor yang relevan.
  4. Ketidakpastian: Dalam beberapa kasus, konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil tidak jelas, sehingga pengambil keputusan harus membuat keputusan dengan mendasarkan pada pemikiran dan pertimbangan yang masuk akal.

Semua tantangan di atas dapat berkaitan dengan paradigma pengambilan keputusan. Paradigma pengambilan keputusan yang digunakan oleh seseorang dapat mempengaruhi bagaimana mereka memproses informasi dan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dalam membuat keputusan. Paradigma tersebut dapat berupa individu lawan kelopok, rasa keadian lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi pengambil keputusan untuk mempertimbangkan tantangan yang ada dan memilih paradigma pengambilan keputusan yang paling sesuai untuk situasi yang dihadapi.

 

8.      Pengaruh pengambilan keputuan dengan pengajaran yang memerdekakan murid

Pengambilan keputusan dalam pengajaran yang memerdekakan murid sangat penting, karena hal tersebut memungkinkan murid untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal dan membuat mereka lebih aktif dalam pembelajaran. Pada dasarnya, pengajaran yang memerdekakan murid melibatkan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kebutuhan, minat, dan kemampuan setiap murid secara individu.

Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, seperti:

a.       Kebutuhan dan minat murid

b.      Gaya belajar murid

c.       Kemampuan murid

d.      Materi dan kurikulum

Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda, guru harus memperhatikan semua faktor tersebut dan mengambil keputusan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan minat murid serta memastikan pembelajaran yang efektif. Selain itu, guru juga harus terbuka dan fleksibel terhadap perubahan dan penyesuaian agar dapat memperbaiki pengajaran mereka dan meningkatkan potensi murid secara optimal.

 

9.      Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya ?

Top of Form

Top of Form

Bottom of Form

Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membantu murid memperoleh pendidikan yang berkualitas dan berdampak positif pada kehidupan dan masa depan mereka. Pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menyusun rencana pembelajaran yang baik dan berpihak kepada murid

Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid secara langsung dan tidak langsung. Selain itu, pemimpin pembelajaran juga harus mampu mengambil keputusan dalam hal manajemen kelas dan penyelesaian konflik di kelas. Keputusan yang tepat dalam hal ini dapat membantu murid merasa aman, nyaman, dan terlibat dalam proses belajar mereka, sehingga mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka.

Lebih jauh lagi, keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran juga dapat mempengaruhi pengalaman belajar murid secara keseluruhan. Jika keputusan yang diambil tidak memenuhi kebutuhan dan minat murid, hal ini dapat memengaruhi motivasi dan partisipasi mereka dalam proses belajar. Sebaliknya, keputusan yang tepat dalam hal ini dapat membantu memotivasi dan melibatkan murid dalam pembelajaran, sehingga mereka berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

Dalam hal ini, penting bagi pemimpin pembelajaran untuk mempertimbangkan konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil dan memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan minat murid serta berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan begitu, keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat membantu membangun fondasi yang kuat bagi kehidupan dan masa depan murid.

 

10.  Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembelajaran materi modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya.

Seorang guru penggerak dan pembelajaran yang berpihak pada murid harus memiliki visi yang jelas dan berorientasi pada tujuan untuk membantu murid mencapai potensi terbaik mereka. Dalam mencapai tujuan ini, seorang guru harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana, dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan. Melalui penerapan nilai-nilai kebajikan dalam proses pengambilan keputusan, seorang guru dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi murid. Hal ini dapat memotivasi murid untuk terlibat dalam proses belajar, meningkatkan keterampilan sosial dan emosional mereka, serta membantu mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi.

Seorang guru penggerak dan pembelajaran yang berpihak pada murid juga harus mampu memahami kebutuhan dan minat siswa, serta mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran mereka. Dengan begitu, seorang guru dapat memilih pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda.

Dalam keseluruhan, pembelajaran pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan dapat membantu seorang guru penggerak dan pembelajaran yang berpihak pada murid untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif bagi murid. Hal ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar dan menciptakan masa depan yang cerah bagi murid

 

11.  Pemahaman saya terhadap konsep-konsep dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Menurut saya dalam pengambilan keputusan terhadap kasus kasus dilema etika dan bujukan moral sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, kita perlu mendasarkan keputusan pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari pengambian keputusan yang diambil.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

a.       Individu lawan kelompok (individual vs community)

b.      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c.       Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d.      Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Ketika menghadapi pilihan-pilihan terkait dilema etika ada tiga prinsip yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, tersebut adalah:

a.       Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)

b.      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

c.       Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Sebagai panduan dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat dilakukan :

a.       Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

b.      Menentukan siapa yang terlibat dalam kasus ini

c.       Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

d.      Pengujian benar atau salah

e.       Pengujian paradigm benar lawan benar

f.       Melakukan prinsip resolusi

g.      Investigasi Opsi Trilema

h.      Buat keputusan

i.        Lihat lagi keputusan dan refleksikan

 

12.  Pengalaman menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema

Sebelum mempelajari modul ini , saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema. Namun ada perbedaan dengan apa yang saya pelajari dalam modul ini.  Sebelumnya pengambilan keputusan saya cenderung mencari jalan tengah agar dapat diterima oleh semua pihak. Tanpa memperhatikan konsep dasar pengambilan keputusan, paradigm, prinsip dan sembulan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

13.  Dampak mempelajari konsep pengambilan keputusan pada modul 3.1 terhadap cara pengambilan keputusan

Mempelajari konsep pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan yang dibuat. Konsep pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan mengajarkan bahwa keputusan yang diambil harus mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi.

Seorang pemimpin yang mempelajari konsep ini akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dalam pengambilan keputusan. Mereka akan memahami bahwa keputusan yang diambil harus sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang dipegang oleh institusi yang dipimpin. Secara keseluruhan, mempelajari konsep pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijaksana, etis, dan berkelanjutan untuk kebaikan organisasi atau masyarakat yang dipimpin.

 

14.  Pentingnya mempelajari topic modul 3.1 bagi saya sebagai seorang individu dan sebagai pemimpin.

Mempelajari pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sangat penting bagi seorang individu yang ingin menjadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab. Hal ini karena pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan dapat membantu individu tersebut untuk membuat keputusan yang tepat, sesuai dengan prinsip-prinsip moral, dan mengutamakan kepentingan semua pihak yang terlibat.

Bagi seorang pemimpin, mempelajari pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan bahkan lebih penting lagi. Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah dan tujuan institusi yang dipimpinnya. Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut secara etis dan bertanggung jawab.